DEFINISI PENGERTIAN OKUPASI TERAPI
Secara harfiah, terapi okupasi
(Occupational therapy) berasal dari kata “occupational” yang artinya
aktivitas/kegiatan atau pekerjaan dan “therapy” berarti penyembuhan atau
pemulihan, sehingga dikatakan terapi okupasi adalah proses penyembuhan/
pemulihan kembali melalui aktivitas/ kegiatan atau pekerjaan.
“Aktivitas pekerjaan (okupasi)…
dalam kehidupan sehari-hari, yang memiliki nama, terorganisir, dan diberi nilai
dan makna oleh individu dan budaya. Pekerjaan yang mana adalah segala sesuatu
dimana orang bekerja menyibukkan diri, termasuk menjaga diri mereka… menikmati
hidup … dan berkontribusi terhadap struktur sosial dan ekonomi masyarakat
mereka…” (Law, Polatajko, Baptiste,dan Townsend (1997).
“Terapi okupasi adalah profesi
kesehatan yang berpusat pada klien berkaitan dengan memulihkan kesehatan dan
meningkatkan kesejahteraan melalui pekerjaan (okupasi). Tujuan utama dari
terapi okupasi adalah untuk memungkinkan orang berpartisipasi dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Terapis Okupasi mencapai hasil ini, bekerja dengan
orang-orang dan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan mereka terlibat dalam
pekerjaan yang diinginkan, dirasa perlu, atau diharapkan untuk melakukan, atau
dengan memodifikasi pekerjaan atau lingkungan agar lebih mendukung keterlibatan
kerja mereka”. (WFOT 2012)
“Terapi okupasi adalah seni dan
ilmu yang memungkinkan keterlibatan dalam kehidupan sehari-hari, melalui
pekerjaan (okupasi) yang memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan yang
mendorong kesehatan dan kesejahteraan, dan memungkinkan masyarakat yang adil
dan inklusif sehingga semua orang dapat berpartisipasi untuk potensi mereka
dalam pendudukan hidup sehari-hari”. (Townsend & Polatajko, 2013).
Terapi okupasi adalah prosedur
rehabilitasi yang di dalam aturan medis menggunakan aktivitas-aktivitas yang
membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, rekreasional, edukasional,
dan sosial serta industrial untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atas
fungsi fisik dan respon-respon mental pasien (Willard and Spackman’s, 2013)
“Terapi Okupasi (Occupational
Therapy) adalah suatu ilmu dan senidalam mengarahkan partisipasi seseorang
untuk melaksanakan suatu tugas tertentu yang telah ditentukan dengan maksud
untuk memperbaiki, memperkuat,dan meningkatkan kemampuan dan mempermudah belajar
keahlian atau fungsiyang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan
lingkungan. Juga untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi atau memperbaiki
ketidaknormalan(kecacatan), serta memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya”. (Budiman & Siahan, 1993).
Dari beberapa definisi di atas,
maka dapat disimpulkan definisi terapi okupasi dalam 3 (tida) aspek berikut:
1. Pengertian Terapi Okupasi Secara Umum:
Terapi okupasi adalah ilmu dan
seni untuk mengarahkan seseorang partisipasi dalam melaksanakan suatu
aktivitas/kegiatan/ pekerjaan terpilih yang telah ditentukan, terorganisir dan
memiliki nilai, agar pasien/ anak dapat mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin.
2. Pengertian Terapi Okupasi Secara Medis:
Terapi okupasi adalah prosedur
rehabilitasi yang di dalam aturan medis sebagai suatu upaya pemulihan/
penyembuhan atau pengobatan yang bertujuan untuk memperbaiki otot-otot secara
fisik, pekerjaan membuat seseorang akanmenggerakkan seluruh otot tubuhnya,
sehingga tubuhnya akan tetap sehat, mengurangi atau memperbaiki ketidaknormalan
(kecacatan), serta memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
3. Pengertian Terapi Okupasi Secara Edukatif
Terapi okupasi adalah ilmu dan
seni untuk mengarahkan pertisipasi seseorang dalam melaksanakan suatu tugas aktivitas/
kegiatan atau pekerjaan terpilih yang telah ditentukan dengan maksud
mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan, dalam proses
penyesuaian diri dengan lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari, secara
mandiri dan tidak tergantung pada pertolongan orang lain.
Prinsip Dasar :
Pasien tidak merasa dipaksa,
tetapi memahami aktivitas/ kegiatan atau pekerjaan ini sebagai suatu kebutuhan
dan akhir suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup. Pada terapi okupasi,
pasien/ anak tidak sadar bahwa ia sedang melakukan aktivitas/ kegiatan atau
pekerjaan untuk suatu tujuan, karena dilakukan dengan cara yang menyenangkan,
bermain sambil belajar.
Ringkasan
Terapi okupasi pertama kali
dikembangkan dan diterapkan oleh Philippine Pinel pada abad ke-19 di sebuah
rumah sakit jiwa di Paris. Dengan pekerjaan, pasien penyakit jiwa akan dapat
dikembalikan ke arah hidup yang normal, bahkan bisa kembali seperti sebelum
sakit.
Adolf Meyer (1892), seorang
psikiater di Amerika, melakukan upaya secara terstruktur dimana pasien neuro-
psikiatrik diberikan aktivitas yang berguna ternyata menjadi dasar terapi
okupasi.Meyer telah menyusun suatu dasar sistematis penggunaan aktivitas
sebagai terapi.
Jadi, dengan pekerjaan maka
seseorang akan dapat “menikmati hidup”, dimana pekerjaan dapat mengalihkan
perhatian atau pikiran seseorang dari hal-halyang kurang menyenangkan, sehingga
menjadi segar kembali untuk memikirkanhal-hal yang lain.
Dengan pekerjaan, seseorang juga
akan memberi kontribusiterhadap struktur sosial dan ekonomi komunitasnya
sehingga dia menjadi lebihnyaman berada ditengah-tengah komunitas itu dan akan
memudahkan adaptasidengan lingkungannya. Secara fisik, pekerjaan membuat
seseorang akanmenggerakkan seluruh otot tubuhnya, sehingga tubuhnya akan tetap
sehat.
Dari semua hal tersebut maka
dapat dikatakan bahwa perkerjaan sangat bermanfaat bagi perkembangan fisik dan
jiwa seseorang. Aktivitas yang dikerjakan tidak hanya sekedar membuat sibuk
pasien, melainkan aktivitas fungsional yang mengandung efek terapetik dan bermanfaat
bagi pasien. Artinya aktivitas yang dapat langsung diaplikasikan dalam
kehidupannya sehari-hari.
di adaptasi dari : https://anakabk.wordpress.com/author/dewilestari80/