Jumat, 22 Maret 2019

SEJARAH OCCUPATIONAL THERAPY

SEJARAH OT 

Pada tahun 1970, sudah ada dua orang Okupasi Terapis Indonesia yang telah lulus dari pendidikan tinggi Okupasi Terapi Australia yaitu bapak DJoko Soesetyo dan dari New Zealand yaitu bapak Harri B Siahaan. Bapak DJoko Soesetyo mempelopori pelayanan okupasi terapi pada area fisik di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta sedangkan bapak Harry B Siahaan sebagai pelopor adanya pelayanan okupasi terapi pada bidang kesehatan jiwa (psikososial). Sejak saat itu, okupasi terapi sudah mulai berkembang secara perlahan di Indonesia dengan pelatihan okupasi terapi asisten di beberapa kota-kota besar di Indonesia seperti Rumah Sakit Karyadi, RS Cipto Mangunkusumo, Fatmawati, dan Rumah Sakit Orthopedi. Selain itu, banyak sukarelawan Okupasi Terapi dari luar negeri datang ke Indonesia untuk menjadi relawan serta memberikan pelatihan-pelatihan khusus untuk okupasi terapis asisten.

Kemudian pada tahun 1980an, empat orang dosen dari Akademi Fisioterapi Surakarta yaitu bapak Tri Budi Santoso, Bambang Kuncoro, Dedi Suhandi, dan Khomarun dikirim ke Kanada untuk mendapatkan ilmu tentang Okupasi Terapi di Universitas Alberta yang dibiayai oleh The Canadian International Developmental Agency. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Bsc.OT, mereka berempat mengajak okupasi terapis Indonesia yang sudah ada sebelumnya seperti bapak DJoko Soesetyo, Harri B Siahaan, dan Tanumiharjo serta Okupasi Terapis Belanda yaitu Martina Tobing, mereka berkumpul dan membentuk organisasi Ikatan Okupasi Terapis Indonesia (IOTI) atau Indonesian Occupational Therapy Association (IOTA) pada 29 April 1994. Kemudian setelah itu mereka mendirikian Akademi Okupasi Terapi Surakarta pada tanggal 8 September 1994 dan berkomitmen untuk memberhentikan tenaga pelatihan Okupasi Terapi khusus karena sudah ada pendidikan tinggi okupasi terapi. Berikut ini beberapa foto momen ber-Sejarah Okupasi Terapi Indonesia.

Pada tahun 1997, Akademi Okupasi Terapi Surakarta pertama kali memproduksi tenaga Okupasi Terapis dengan program diploma 3 dan langsung bekerja di berbagai jenis bidang kesehatan di Pulau Jawa. Akademi Okupasi Terapi Surakarta diakui oleh World Federation of Occupational Therapy menjadi sekolah pendidikan okupasi terapi resmi pada tahun 2000. Saat ini Akademi Okupasi Terapi Surakarta berada dibawah naungan Kementrian Kesehatan dan bergabung dengan Politeknik Kesehatan Surakarta. Selain itu, Program Okupasi Terapi juga didirikan di Universitas Indonesia pada tahun 1997. 

Selasa, 19 Maret 2019

Beberapa Definisi Pengertian Terapi Okupasi

DEFINISI PENGERTIAN OKUPASI TERAPI

Secara harfiah, terapi okupasi (Occupational therapy) berasal dari kata “occupational” yang artinya aktivitas/kegiatan atau pekerjaan dan “therapy” berarti penyembuhan atau pemulihan, sehingga dikatakan terapi okupasi adalah proses penyembuhan/ pemulihan kembali melalui aktivitas/ kegiatan atau pekerjaan.
“Aktivitas pekerjaan (okupasi)… dalam kehidupan sehari-hari, yang memiliki nama, terorganisir, dan diberi nilai dan makna oleh individu dan budaya. Pekerjaan yang mana adalah segala sesuatu dimana orang bekerja menyibukkan diri, termasuk menjaga diri mereka… menikmati hidup … dan berkontribusi terhadap struktur sosial dan ekonomi masyarakat mereka…” (Law, Polatajko, Baptiste,dan Townsend (1997).
“Terapi okupasi adalah profesi kesehatan yang berpusat pada klien berkaitan dengan memulihkan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan melalui pekerjaan (okupasi). Tujuan utama dari terapi okupasi adalah untuk memungkinkan orang berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Terapis Okupasi mencapai hasil ini, bekerja dengan orang-orang dan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan mereka terlibat dalam pekerjaan yang diinginkan, dirasa perlu, atau diharapkan untuk melakukan, atau dengan memodifikasi pekerjaan atau lingkungan agar lebih mendukung keterlibatan kerja mereka”. (WFOT 2012)
“Terapi okupasi adalah seni dan ilmu yang memungkinkan keterlibatan dalam kehidupan sehari-hari, melalui pekerjaan (okupasi) yang memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan yang mendorong kesehatan dan kesejahteraan, dan memungkinkan masyarakat yang adil dan inklusif sehingga semua orang dapat berpartisipasi untuk potensi mereka dalam pendudukan hidup sehari-hari”. (Townsend & Polatajko, 2013).
Terapi okupasi adalah prosedur rehabilitasi yang di dalam aturan medis menggunakan aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, rekreasional, edukasional, dan sosial serta industrial untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atas fungsi fisik dan respon-respon mental pasien (Willard and Spackman’s, 2013)
“Terapi Okupasi (Occupational Therapy) adalah suatu ilmu dan senidalam mengarahkan partisipasi seseorang untuk melaksanakan suatu tugas tertentu yang telah ditentukan dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat,dan meningkatkan kemampuan dan mempermudah belajar keahlian atau fungsiyang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan. Juga untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi atau memperbaiki ketidaknormalan(kecacatan), serta memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya”. (Budiman & Siahan, 1993).
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan definisi terapi okupasi dalam 3 (tida) aspek berikut:
1. Pengertian Terapi Okupasi Secara Umum:
Terapi okupasi adalah ilmu dan seni untuk mengarahkan seseorang partisipasi dalam melaksanakan suatu aktivitas/kegiatan/ pekerjaan terpilih yang telah ditentukan, terorganisir dan memiliki nilai, agar pasien/ anak dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.
2. Pengertian Terapi Okupasi Secara Medis:
Terapi okupasi adalah prosedur rehabilitasi yang di dalam aturan medis sebagai suatu upaya pemulihan/ penyembuhan atau pengobatan yang bertujuan untuk memperbaiki otot-otot secara fisik, pekerjaan membuat seseorang akanmenggerakkan seluruh otot tubuhnya, sehingga tubuhnya akan tetap sehat, mengurangi atau memperbaiki ketidaknormalan (kecacatan), serta memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya.
3. Pengertian Terapi Okupasi Secara Edukatif
Terapi okupasi adalah ilmu dan seni untuk mengarahkan pertisipasi seseorang dalam melaksanakan suatu tugas aktivitas/ kegiatan atau pekerjaan terpilih yang telah ditentukan dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan, dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari, secara mandiri dan tidak tergantung pada pertolongan orang lain.
Prinsip Dasar :
Pasien tidak merasa dipaksa, tetapi memahami aktivitas/ kegiatan atau pekerjaan ini sebagai suatu kebutuhan dan akhir suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup. Pada terapi okupasi, pasien/ anak tidak sadar bahwa ia sedang melakukan aktivitas/ kegiatan atau pekerjaan untuk suatu tujuan, karena dilakukan dengan cara yang menyenangkan, bermain sambil belajar.
Ringkasan
Terapi okupasi pertama kali dikembangkan dan diterapkan oleh Philippine Pinel pada abad ke-19 di sebuah rumah sakit jiwa di Paris. Dengan pekerjaan, pasien penyakit jiwa akan dapat dikembalikan ke arah hidup yang normal, bahkan bisa kembali seperti sebelum sakit.
Adolf Meyer (1892), seorang psikiater di Amerika, melakukan upaya secara terstruktur dimana pasien neuro- psikiatrik diberikan aktivitas yang berguna ternyata menjadi dasar terapi okupasi.Meyer telah menyusun suatu dasar sistematis penggunaan aktivitas sebagai terapi.
Jadi, dengan pekerjaan maka seseorang akan dapat “menikmati hidup”, dimana pekerjaan dapat mengalihkan perhatian atau pikiran seseorang dari hal-halyang kurang menyenangkan, sehingga menjadi segar kembali untuk memikirkanhal-hal yang lain.
Dengan pekerjaan, seseorang juga akan memberi kontribusiterhadap struktur sosial dan ekonomi komunitasnya sehingga dia menjadi lebihnyaman berada ditengah-tengah komunitas itu dan akan memudahkan adaptasidengan lingkungannya. Secara fisik, pekerjaan membuat seseorang akanmenggerakkan seluruh otot tubuhnya, sehingga tubuhnya akan tetap sehat.
Dari semua hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa perkerjaan sangat bermanfaat bagi perkembangan fisik dan jiwa seseorang. Aktivitas yang dikerjakan tidak hanya sekedar membuat sibuk pasien, melainkan aktivitas fungsional yang mengandung efek terapetik dan bermanfaat bagi pasien. Artinya aktivitas yang dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.

di adaptasi dari : https://anakabk.wordpress.com/author/dewilestari80/

SEJARAH OCCUPATIONAL THERAPY

SEJARAH OT  Pada tahun 1970, sudah ada dua orang Okupasi Terapis Indonesia yang telah lulus dari pendidikan tinggi Okupasi Terapi Austra...